Kesehatan | Sekitarnews.id,- Intoleransi makanan menjadi masalah kesehatan yang semakin serius di India. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, India memiliki kasus alergi dan intoleransi makanan terbanyak di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah.
Meskipun reaksi alergi dapat mengancam jiwa, intoleransi makanan adalah reaksi yang relatif ringan, terutama pada pencernaan, terhadap makanan dan bahan tertentu.
Namun bukan berarti hal ini tidak menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu. Memahami intoleransi makanan sangat penting untuk mengelola kesehatan Anda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa itu Intoleransi Makanan?
Intoleransi makanan adalah ketidakmampuan mencerna, menyerap, atau memetabolisme bahan makanan tertentu secara memadai. Meskipun alergi makanan merupakan respons dari sistem kekebalan tubuh, intoleransi makanan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh dan biasanya berhubungan dengan sistem pencernaan.
Gejala intoleransi makanan mungkin mirip dengan alergi makanan, namun seringkali tidak terlalu parah. Gejala umum dan efek samping intoleransi makanan antara lain perut kembung, kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan kelelahan.
Apa Penyebab Intoleransi Makanan?
Penyebab paling umum dari intoleransi makanan adalah ketidakmampuan memecah zat tertentu dalam makanan, seperti laktosa pada produk susu, gluten pada gandum, fruktosa pada beberapa buah dan sayuran, serta histamin yang terkandung dalam beberapa makanan fermentasi.
Selain itu, intoleransi makanan mungkin disebabkan oleh adanya bahan tambahan makanan tertentu, seperti sulfit dan monosodium glutamat (MSG). Penyebab potensial intoleransi makanan lainnya termasuk produksi enzim pencernaan yang tidak mencukupi, keracunan makanan, dan kepekaan terhadap bahan kimia yang terkandung dalam makanan.
Bagaimana Anda Mendiagnosis Intoleransi Makanan?
Penting untuk diketahui bahwa intoleransi makanan merupakan diagnosis eksklusi. Dengan kata lain, penyakit ini didiagnosis setelah alergi makanan lain dan kemungkinan penyebab lainnya telah dieliminasi. Diagnosis dapat dilakukan melalui tes sensitivitas makanan, yang akan mengidentifikasi makanan tertentu yang menyebabkan intoleransi.
Tes darah dan tes tusuk kulit, yang digunakan untuk alergi makanan, tidak efektif dalam kasus intoleransi makanan. Diagnosis intoleransi makanan paling baik dilakukan melalui tes eliminasi/provokasi, dimana makanan yang dicurigai untuk sementara dihilangkan dari makanan dan kemudian dimasukkan kembali untuk memantau reaksinya.
Apa yang Dapat Anda Lakukan untuk Mengatasi Intoleransi Makanan?
Langkah pertama dalam menangani intoleransi makanan adalah mengidentifikasi dan menghilangkan makanan yang menyebabkannya. Hal ini dapat dilakukan melalui uji eliminasi/provokasi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya