Semarang | Sekitarnews.id,- Apakah jurusan SMA Kurikulum Merdeka ikut mengalami perubahan? Pertanyaan ini mungkin sering sekali muncul sejak penerapan kurikulum merdeka belajar diera sekarang. Secara umum tidak ada perubahan signifikan dalam sistem penjurusan.
Sistem penjurusan tetap berlangsung seperti kurikulum sebelumnya di mana siswa mendapat satu tahun kelas TPB. Kemudian pada tahun kedua akan diberikan kesempatan untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat.
Namun, sedikit perbedaan muncul dalam proses implementasinya. Misalnya seperti adanya mata pelajaran lintas jurusan untuk menambah wawasan. Biar lebih jelas, yuk lihat perubahan jurusan SMA kurikulum merdeka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perubahan Jurusan SMA Kurikulum Merdeka
Sistem penjurusan umumnya berlangsung untuk sekolah tingkat atas. Di sekolah umum jurusan yang populer adalah IPA dan IPS di mana keduanya memiliki bidang yang berbeda. Implementasi ke dalam kurikulum merdeka membuat pembelajaran di kedua jurusan ini berbeda seperti berikut.
1. Fleksibilitas Kurikulum
Jenjang SMA yang telah melakukan penjurusan tetap bisa merasakan fleksibilitas kurikulum. Penerapan ini memungkinkan siswa untuk memilih mata pelajaran yang mereka butuhkan. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya di mana penentuan mata pelajaran bersifat kaku dan terstruktur.
2. Integrasi Mata Pelajaran
Guru dan siswa diberikan kesempatan untuk mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang berbeda. Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang holistik dan kontekstual kepada siswa. Melalui integrasi mata pelajaran ini juga bisa untuk mendorong cara berpikir dan keterampilan di berbagai bidang.
3. Konseling Karir
Perubahan jurusan SMA Kurikulum Merdeka berikutnya adalah tersedianya akses konseling untuk siswa. Jenjang SMA menjadi penentu yang penting untuk masa depan. Oleh karena itu, guru dan lingkungan sekolah harus mampu mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
4. Kurikulum Praktik dan Proyek
Kurikulum Merdeka pada dasarnya identik dengan penerapan gaya belajar yang inovatif dan kreatif. Salah satu cara mendorong nilai tersebut adalah dengan mengadakan kurikulum berbasis praktik dan proyek. Pembelajaran berbasis praktik dan proyek akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Penulis : Niken Sunarti
Sumber Berita : Sekitar News
Halaman : 1 2 Selanjutnya