Jumlah orang nan menyatakan tunjangan pengangguran di AS adalah 217 ribu pada pekan nan berhujung 2 Maret 2024, tidak berubah dari tingkat revisi minggu sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 215 ribu.
Level minggu sebelumnya direvisi naik 2K dari 215K menjadi 217K. Sementara itu, klaim pengangguran berkepanjangan naik sebesar 8 ribu menjadi 1906 ribu pada minggu sebelumnya, tertinggi sejak November, dan di atas ekspektasi pasar sebesar 1889 ribu. Rata-rata pergerakan 4 minggu turun 750 menjadi 212,25 ribu
Angka dari jumlah klaim pengangguran nan meningkat bakal menjadi sentimen baik lantaran dipandang menjadi ‘pelicin’ The Fed untuk menurunkan suku kembang segera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai catatan pada kemarin awal hari, Jerome Powell dalam pidatonya kepada personil parlemen AS memperkirakan bakal menurunkan suku kembang acuannya pada tahun ini, namun secara tepat kapan turun tetap belum bisa dipastikan.
Secara keseluruhan, pidato tersebut tidak memberikan landasan baru terhadap kebijakan moneter alias prospek ekonomi The Fed. Namun, komentar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat tetap cemas agar tidak kehilangan kemajuan nan telah dicapai terhadap inflasi dan bakal mengambil keputusan berasas info nan masuk, bukan berasas arah nan telah ditetapkan.
Ia kembali menekankan bahwa menurunkan suku kembang terlalu sigap berisiko kalah dalam melawan inflasi dan kemungkinan kudu meningkatkan suku kembang lebih lanjut,
Teknikal Rupiah
Rupiah dalam pedoman waktu per jam terpantau semakin kokoh dalam tren penguatannya. Hal ini terlihat setelah sukses menembus garis rata-rata selama 200 jam alias moving average/MA 200.
Jika penguatan bersambung dengan menembus support level psikologis Rp15.600/US$. Rupiah potensi bisa lanjut menguat dengan support selanjutnya di Rp15.580/US$ nan didapatkan dari garis mendatar dari low candle intraday pada 23 Februari 2024.
Sementara itu, pelaku pasar tetap perlu mencermati resistance terdekat sebagai antisipasi jika ada pembalikan arah melemah di Rp15.680/US$ berasas garis MA200.
Editor : Selamet
Sumber Berita : Internasional, Sekitarnews.id
Halaman : 1 2